Pola Interaksi Masyarakat Kampung Beting
Kecamatan Pontianak Timur

(Tinjauan Sisi Positif “Las Vegas”)




PENDAHULUAN


A.      Latar Belakang
Interaksi sosial merupakan faktor utama dalam kehidupan sosial. Hal ini merupakan proses kehidupan sosial karena tanpa interaksi sosial tidak mungkin ada kehidupan bersama. Interaksi sosial mencerminkan bertemunya orang perorangan yang akan menghasilkan pergaulan hidup dalam suatu kelompok sosial. Untuk bekerja sama, saling berbicara, saling memperhatikan, mengadakan persaingan, bahkan perkelahian, pertikaian, dan lain – lain.
Interaksi sosial sebagai faktor utama dalam kehidupan sosial. Hal ini merupakan proses kehidupan sosial. Kampung beting merupakan wilayah kelurahan Dalam Bugis kecamatan Pontianak Timur, dan dibagi atas beberapa RT yaitu 03, RT 04, dan sebagian RW 02. Alasan kami memilih meneliti di daerah kampong beting, pada dasarnya  adalah dari sisi geografis kampong beting sangat menarik untuk dikungjungi karena merupakan jalan geretak terpanpang di Indonesia dengan cabang-cabang yang banyak sehingga bagi kita orang baru sulit untuk menghafal daerah tersebut.
Proses saling mempengaruhi tersebut tidak terlepas dari proses interaksi sosial. Selanjutnya yang dikatakan Gillin dan Gillin  dalam Soerjono Soekanto “Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, yang menyangkut hubungan orang perorangan  antar kelompok dengan kelompok manusia maupun antar orang perseorangan dengan kelompok manusia. “ (2009:55)
Selanjutnya objek wisata yang ada disana padahal sangat bersejarah, karena dikampung beting terdapat Keraton Khadariyah dan Mesjid Jami yang merupakan salah satu ikon kota Pontianak, namun seperti yang kita ketahui bahwa sifat-sifat negatif sering dikaitkan kepada kampong beting yang notabennya adalah kampong “sarangnya tindak kriminalitas dan Narkoba”.
Maka dari itu peneliti mencoba untuk meneliti daerah kampong beting dari aspek pola interaksinya lebih spesifik yaitu Bagaimana pola interaksi masyarakat kampung beting kecamatan Pontianak timur? Dari penelitian ini diharapkan mendapatkan informasi yang bermanfaat bagi kita semua. Selain itu peneliti juga ingin mengetahui pola interaksi dan gejala-gejala sosial seperti apa yang ada di kampung beting sehingga bagi masyarakat awam, kampong beting sangat bernuasa negatif, serta apakah hanya bernuasa negatif saja yang terdapat di kampong beting tersebut.

B.       Pembatasan dan Perumusan Masalah
Agar tidak terjadi penyimpangan dalam mengungkapkan masalah penelitian ini, maka perlu dibatasi masalahnya sebagai berikut: “Pola interaksi masyarakat kampung beting kecamatan Pontianak timur”. Melalui pembatasan masalah ini, diharapkan dapat mengarahkan pengumpulan data dan analisis yang relevan. Untuk membatasi  ruang lingkup focus masalah  penelitian dari pertanyaan di atas, peneliti menurunkan ke sub – sub focus masalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana kontak sosial masyarakat kampung beting kecamatan Pontianak Timur?
2.      Bagaimana komunikasi sosial masyarakat kampung beting kecamatan Pontianak Timur?
C.      Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis hal – hal yang berkenaan dengan :
1.      Untuk mengetahui kontak sosial masyarakat kampung Beting kecamatan Pontianak Timur.
2.      Untuk mengetahui komunikasi sosial masyarakat kampung Beting kecamatan Pontianak Timur.

D.      Manfaat Penelitian

1.      Manfaat Teoretis
Secara teoretis penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi kepentingan ilmu pengetahuan sosial  terutama untuk menganalisis  Pola Interaksi masyarakat kampung Beting kecamatan Pontianak Timur, sehingga dapat menambahwawasan dan informasi mengenai hubungan-hubungan sosial masyarakat kampung Beting kecamatan Pontianak Timur, serta khasanah ilmu pendidikan sosiologi yang berhubungan dengan interaksi sosial.

2.      Manfaat Praktis
a.         Bagi Peneliti
Dengan adanya penelitian ini, peneliti dapat mempraktikkan ilmu yang telah didapat selama berada di bangku perkuliahan. Khususnya materi perkuliahan Metode penelitian kualitatif. Selain itu melalui penelitian ini peneliti dapat menambah suatu wawasan dan pengetahuan mengenai “Pola interaksi masyarakat kampung Beting kecamatan Pontianak Timur”.
b.      Bagi Pembaca
Sebagai bahan kajian dan referensi mengenai “Pola interaksi masyarakat kampung Beting kecamatan Pontianak Timur” yang umumnya masyarakat luar beranggapkan negatif kampung ini.

E.       Ruang lingkup penelitian
Untuk memperjelas ruang lingkup penelitian, di bawah ini akan dijelaskan mengenai fokus penelitian dan penjelasan istilah.

1.         Fokus Penelitian
Fokus dalam penelitian ini tentang Pola Interaksi masyarakat kampung Beting Kecamatan Pontianak Timur mencakup kontak sosial dan komunikasi sosial yang terjadi dilingkungan sekitar kampung beting.

2.         Operasionalisasi  Konsep
Operasionalisasi konsep peneliti lakukan untuk menghindari perbedaan – perbedaan penafsiran dan pemahaman  yang ada antara peneliti dengan pembaca, maka perlu dibuat penjelasan konsepsi – konsepsi yang dimaksud dalam penelitian ini sebagai berikut:

a.       Interaksi Sosial
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan interaksi sosial adalah proses sosial pada hubungan – hubungan sosial yang dinamis atau hubungan timbal balik yang terjadi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok maupun kelompok – dengan kelompok.
Suatu interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat, yaitu : kontak sosial dan komunikasi sosial. Untuk itu sebagai indikator pengamataan dalam penelitian ini mengenai setiap kejadian / fenomena yang terjadi diantara siswa yang menyangkut :
1)        Kontak Sosial adalah hubungan antara satu orang atau lebih melalui percakapan dengan saling mengerti tentang maksud dan tujuan masing – masing dalam kehidupan masyarakat.
2)        Komunikasi Sosial adalah proses penyampaian informasi dari satu pihak ke pihak yang lain dalam rangka mencapai tujuan bersama. Komunikasi dapat berhasil baik apabila ada saling pengertian, yaitu jika kedua belah pihak si pengirim dan si penerima informasi dapat memahami satu dengan yang lain.


TINJAUAN PUSTAKA
A.      Interaksi Sosial

A.       Pengertian Interaksi Sosial
Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial (yang juga dapat dinamakan proses sosial) karena interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktifitas-aktifitas sosial. Bentuk lain proses hanya merupakan bentuk-bentuk khusus dari interaksi sosial. (Soekanto, 2012: 55)
Interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial yang dinamis. Hubungan sosial yang dimaksud dapat berupa hubungan antara individu yang satu dengan individu lainnya, antara kelompok yang satu dengan yang lainnya, maupun antara kelompok dengan individu.
Dalam interaksi juga terdapat symbol, di mana simbol diartikan sesuatu yang nilai atau maknanya diberikan kepadanya oleh mereka yang menggunakannya. (Anwar dan Adang, 2013: 194)
Interaksi sosial adalah hubungan timbak balik (sosial) berupa aksi saling mempengaruhi antara individu dan individu, antara individu dan kelompok, dan antar kelompok dan kelompok. (Maryati dan Suryawati, 2007: 56)
Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia. (Soekanto, 2004: 61)
Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang berkaitan dengan hubungan antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, antara kelompok dengan kelompok sosial yang lain.
Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial. Oleh karena itu, interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas - aktivitas sosial. Menurut Kimball Young & Raymond, “ interaksi sosial merupakan knci dari kehidupan sosial, karena tanpa interaksi sosial, tidak akan mungkin ada kehidupan bersama”. (dalam Soejono Soekanto, 2009: 54). Bertemunya orang peroangan secara badaniah belaka tidak akan menghasilkan pergaulan hidup dalam suatu kelompok sosial.
Pergaulan hidup semacam itu baru akan terjadi apabila orang-orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia bekerja sama, mengadakan persaingan, pertikaian. Interaksi sosil merupakan dasar proses sosial, yang menunjuk pada hubungan-hubungan sosial yang dinamis.
Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang perorangan, antara kelompok – kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Interaksi sosial antara kelompok – kelompok manusia terjadi sebagai suatu kesatuan dan biasanya tidak menyangkut pribadi anggota – anggotanya.
Menurut Gillin dan Gillin yang dimaksud dengan interaksi sosial adalah hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang perorang, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorang, antara kelompok – kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia (dalam Soekanto : 2004: 61).
Sedangkan menurut H. Bonner dalam bukunya Social Psychology memberikan rumusan interaksi sosial sebagai berikut: “Interaksi sosial adalah suatu hubungan antara individu atau lebih, dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya.” (dalam WA.Gerungan, 2004 : 53 )

B.     Syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Manusia berinteraksi dengan corak yang khas tergantung di daerah mana ia tinggal dan berada pada suatu lingkungan masyarakat. Interaksi sosial didasarkan atas nilai dan norma yang dianut pada struktur masyarakat. Menurut Soekanto (2004: 61), suatu interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat, yaitu :

a.    Kontak Sosial
Kontak sosial adalah hubungan antara satu orang atau lebih melalui percakapan dengan saling mengerti tentang maksud dan tujuan masing-masing dalam kehidupan masyarakat. Kontak sosial dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung antara satu pihak dengan pihak yang lainnya. Kontak sosial tidak langsung adalah kontak sosial menggunakan alat sebagai perantara seperti melalui telepon, radio, surat dan lain – lain. Sedangkan, kontak sosial langsung adalah kontak sosial melalui pertemuan langsung secara langsung dengan bertatap muka dan berdialog diantara kedua belah pihak. Kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk yaitu antara individu dengan individu, antara individu dengan kelompok atau sebaliknya dan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya.

b.    Komunikasi Sosial
Komunikasi sosial adalah persamaan pandangan antara orang-orang yang berinteraksi terhadap sesuatu. Arti penting dari suatu komunikasi adalah bahwa seseorang memberikan arti  pada perilaku orang lain (yang berwujud pembicaraan, gerak-gerak badaniah, atau sikap) perasaan- perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian memberi reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut.

Gillin dan Gillin dalam Anwar dan Adang (2013: 195), menyatakan bahwa,
Ada dua syarat yang harus dipenuhi agar suatu interaksi sosial itu mungkin terjadi, yaitu:

a.    Adanya kontak sosial (sosial contact), yang dapat berlangsung dalam tiga bentuk. Yaitu antarindividu, antarindividu dengan kelompok, antarkelompok. Selain itu, suatu kontak dapat bersifat langsung maupun tidak langsung.

b.    Adanya komunikasi, yaitu seseorang memberi arti pada perilaku orang lain, perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan orang tersebut. Orang bersangkutan kemudian member reaksi perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut.
Soekanto (2012: 59) menyatakan bahwa kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk, yaitu:

(1). Antara orang perorangan.
Kontak sosial ini adalah apabia anak kecil mempelajari kebiasaan-kebiasaan dalam keluarganya. Proses demikian terjadi melalui sosialisasi (socialization), yaitu suatu proses, dimana anggota masyarakat yang baru mempelajari norma-norma dan nilai-nilai masyarakat di mana dia menjadi anggota.
(2). Antara orang perorangan dengan suatu kelompok manusia atau sebaliknya.
Kontak sosial ini misalnya adalah apabila seseorang merasakan bahwa tindakan-tindakannya berlawanan dengan norma-norma masyarakat atau apabila suatu partai politik memaksa anggota-anggotanya untuk menyesuaikan diri dengan ideology dan programnya.
(3). Antara suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya
Umpamanya adalah dua partai politik mengadakan kerja sama untuk mengalahkan partai politik ketiga di dalam pemilihan umum. Atau apabila dua buah perusahaan bangunan mengedakan suatu kontrak untuk pembuatan jalan raya, jembatan, dan seterusnya disuatu wilayah yang baru dibuka.

Kontak sosial memiliki sifat-sifat berikut.

a.       Kontak sosial dapat bersifat positif atau negatif. Kontak sosial positif mengarah pada suatu kerja sama, sedangkan kontak sosial negatif mengarah pada suatu pertentangan atau konflik.
b.      Kontak sosial dapat bersifat primer dan sekunder. Kontak sosial primer terjadi apabila para peserta interaksi bertemu muka secara langsung. Sementara kontak sekunder terjadi apabila interaksi berlangsung melalui suatu perantara. (Maryati dan Suryawati, 2007: 57)

Baswori (2005: 141) menyatakan bahwa suatu kontak dapat pula bersifat primer atau pun sekunder. Kontak sosial primer adalah hubungan sosial antara komunikator dengan komunikan terjadi secara langsung, misalnya saling berjabat tangan dan melempar senyuman. Sementara, kontak sosial sekunder adalah hubungan sosial yang memerlukan suatu perantara misalnya, telepon, surat, maupun pihak ketiga.
Muin (2013: 57) berpendapat “komunikasi adalah suatu proses penyampaian dan penerimaan pesan (ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi upaya saling memengaruhi antara keduanya”. Lebih lanjut Muin (2013: 57) menyatakan bahwa agar suatu proses komunikasi dapat berlangsung dengan baik, sedikitnya dibutuhkan beberapa unsure diantaranya:
a.       Pengirim atau komunikator (sender), adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain.
b.      Penerima atau komunikan (receiver), adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain.
c.       Pesan (message), adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh pesan dari pihak lain
d.      Umpan balik (feedback) , adalah tanggapan dari penerima pesan atas isi pesan yang disampaikannya.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa di dalam suatu peran komunikasi, orang yang berkomunikasi akan mengirimkan suatu pesan yang hendak disampaikan kepada orang lain dan orang lain tersebut akan bereaksi terhadapkan pesan yang disampaikan. Pesan tersebut haruslah dimengerti oleh kedua belah pihak. Apa yang disampaikan oleh komunikator harus ditafsirkan sama oleh komunikan sebagai orang yang menerima pesan. Apabila tidak, maka dapat terjadi salah paham.

B.       Masyarakat
Masyarakat adalah istilah yang kita kenal dalam kehidupan sehari-hari, ada masyarakat kota, masyarakat desa, masyarakat ilmiah, dan lain-lain. Peter L. Berger, memberikan definisi masyarakat merupakan suatu keseluruhan kompleks, manusia yang luas sifatnya. Koentjaraningrat dalam tulisannya menyatakan bahwa masyarakat adalah sekumpulan manusia atau kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama. (Anwar dan Adang, 2013: 173)
Dari berbagai pendapat tersebut di atas, maka WF. Connell (1972:68-69) menyimpulkan bahwa masyarakat adalah:
1.    Suatu kelompok orang yang berfikir tentang diri mereka sendiri sebagai kelompok yang berbeda disorganisasi, sebagai kelompok yang diorganisasi secara tetap untuk waktu yang lama dalam rintang kehidupan seseorang secara terbuka dan bekerja pada daerah geografis tertentu,
2.    Kelompok orang yang mencari penghidupan secara berkelompok, sampai turun temurun dan mensosialkan anggota-anggotanya melalui pendidikan,
3.    Suatu kesatuan orang yang mempunyai sistem kekerabatan yang terorganisasi yang mengikat anggota-anggotanya secara bersama dalam keseluruhan yang terorganisasi. (Anwar dan Adang, 2013: 173)
Masyarakat perkotaan atau urban community adalah masyarakat kota yang tidak tertentu jumlah penduduknya. Tekanan pengertian kota terletak pada sifat serta ciri kehidupan yang berbeda dengan masyarakat pedesaaan. Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat kota, yaitu sebagai berikut.
1.    Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan bila dibandingkan dengan kehidupan agama di desa. Ini disebabkan cara berfikir yang rasional, yang didasarkan pada perhitungan eksak yang berhubungan dengan realita masyarakat,
2.    Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa orang lain. Hal yang penting disini adalah manusia perseorangan atau individu. Di desa orang lebih mementingkan kelompok atau keluarga. Di kota, kehidupan keluarga sering sukar untuk disatukan karena perbedaan kepentingan, paham politik, agama dan seterusnya.
3.    Pembagian kerja diantara warga kota juga lebih tegas dan punya batas-batas nyata. Di kota terdapat orang0orang dengan aneka warna latar belakang sosial dan pendidikan yang menyebabkan individu memperdalami suatu bidang kehidupan khusus. Ini melahirkan suatu gejala bahwa warga kota tak mungkin hidup sendirian secara individualistis. (Soekanto, 2012: 139)
Tipe-tipe masyarakat setempat
Dalam mengadakan klasifikasi masyarakat setempat, dapat digunakan empat kriteria yang saling berpautan, yaitu:
1.      Jumlah penduduk,
2.      Luas, kekayaan dan kepadatan penduduk daerah pedalaman,
3.      Fungsi-fungsi khusus masyarakat setempat terhadap seluruh masyarakat, dan
4.      Organisasi masyarakat setempat yang bersangkutan.
Kriteria tersebut diatas, dapat digunakan untuk membedakan antara bermacam-macam jenis masyarakat setempat yang sederhana dan modern, serta antara masyarakat pedesaan dan perkotaan. Masyarakat yang sederhana apabila dibandingkan dengan masyarakat, yang sudah kompleks, terlihat kecil, organisasinya sederhana, sedangkan penduduknya tersebar. Kecilnya masyarakat dan belum berkembangnya masyarakat-masyarakat tadi, disebabkan karena perkembangan teknologi. (Soekanto, 2000: 152)

C.      Teori Interaksi Sosial

1.         Teori Definisi Sutiasi
Teori ini dikemukakan oleh W. I. Thomas. Menurut Muin (2013: 59-60), teori definisi situasi menyatakan bahwa dalam berinteraksi seorang individu tidak akan memberikan umpan balik/reaksi secara langsung ketika individu tersebut mendapatkan rangsangan dari luar. Tidakan yang dilakukan individu haruslah didahului suatu tahap penilaian dan pertimbangan. Rangsangan yang diperoleh seorang individu dari luar dirinya akan diseleksi terlebih dahulu melalui suatu proses yang disebut “pembuatan definisi” atau “penafsiran situasi”. Kemudian, seorang individu yang menerima rangsangan ataupun tindakan dari luar akan memberikan makna pada rangsangan yang diterimanya tersebut.

A.      Hasil Penelitian

1.    Hasil Observasi Interaksi Masyarakat kampung Beting.
Dalam kesehariannya antara orang-perorangan masyarakat kampung Beting sangat baik dan saling menghargai dan menghormati tidak peduli anak-anak, remaja, dan orang tua. Keakrabannya sangat kuat menyapa satu sama lain jika mereka saling negenal. Namun jika seseorang melihat orang lain yang asing baginya maka akan selalu diperhatikan dan dicurigai sampai benar-benar ada yang mengenali orang assign tersebut, hal ini dilakukan untuk bersiaga atau berjaga-jaga jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
Masyarakat kampung Beting ikatan solidaritasnya tinggi hal ini terlihat jika seseorang asli masyarakat disana mengadakan sebuah acara maka yang akan datang akan ramai, dan tidak memandang latar belakang seseorang tersebut, jika terjadi terjadi sesuatu pada tetangganya atau keluarganya maka tidak akan segan-segan untuk membantunya.
Masyarakat kampung Beting identik dengan bahasa sehari-harinya adalah bahasa melayu sebagian masyarakat disana ada yang berbahasa Madura dan cina, namun bahasa yang paling sering digunakan adalah bahasa melayu digunakan untuk melakukan kegiatan pekerjaan mereka dan lain-lainnya.
Berbicara kelompok masyarakat kampung Beting jika berhubungan dengan masyarakat luar, mereka sangat berhati-hati dan siaga, karena masyarakat kampung Beting yang notabane nya banyak yang bersifat negatif takut akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, karena itulah jika dengan masyarakat luar tertutup namun hanya sebagian orang saja, faktor pendidikan dan pekerjaan juga menjadi bahan pertimbingan jika kelompok masyarakat yang tidak bersekolah dan bekerjanya sebagai kurir atau pengedar sangat sensitive dan kurang pergaulan dengan masyarakat luar. Sebaliknya masyarakat yang berpendidikan dan bekerja diluar misal PNS dan berdagang di pasar mereka sangat ramah dan menerima masyarakat luar untuk diajak bersama-sama silahturahmi.
Untuk gerak-gerik dan kode-kode tertentu biasa digunakan masyarakat kampung Beting untuk melakukan transaksi barang haram itu seperti narkoba, kode juga dilakukan jika terjadi penyergapan oleh pihak aparat untuk meringkus transaksi tersebut, mereka sudah bisa mengelabui dan kejadian tersebut sudah biasa bagi mereka.


2.    Data Hasil Wawancara
Data hasil wawancara diperoleh dari subyek penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya, yaitu terdiri dari Tokoh Masyarakat, satu orang yang sudah berkeluarga dan satu orang remaja. Berikut ini akan peneliti sajikan hasil wawancara dari masing-masing informan tersebut:
a.    Hasil Wawancara bersama Tokoh Masyarakat
Dari hasil wawancara yang telah peneliti laksanakan pada hari kamis 10 Oktober 2013 pukul 19.30 WIB bersama salah satu tokoh masyarakat diperoleh data sebagai berikut:
Nama               : S
Umur               : 40 tahun
Pekerjaan         : staf di Kelurahan Dalam Bugis

Pertanyaan       : 1) Sudah berapa lama bapak tinggal di kampung Beting?

Jawaban          : Saya tinggal disini sejak lahir, jadi orang tua saya perantauan dari Makassar dan menetap disini, dan akhirnya berkeluarga disini, sekarang umur saya sudah 40 tahun, dulu kampung beting ini sangat berbeda dari sekarang, berbeda jauh sekarang, dulu kampung beting ini tempat persinggahan atau berdagang sekarang, tau sama tau lah dikenal sebagai tempat apa.

Pertanyaan      : 2) Bagaimana menurut bapak tentang kampung Beting ini?

Jawaban          : Kampung beting ini, nama aslinya adalah Tanjung Pulau, karena daerah disini ini, terpisah dengan pulau besar sebenarnya, kalau adek jalan kesini ada jembatan nah itulah batasnya, jadi tanjung itu adalah daratan yang menjorong kedarat, maka disebutlah Tanjung Pulau, dulunya disini memang ramai karena tempat berjual beli atau semacam pasarlah, banyak orang-orang yang menjual hasil panennya disini, perantauan juga, kan masih semacam sungai tapi dangkal banyak jual-jual karena yang rata-rata ini jual orang perantauan maka mereka lama-lama berdomisili disini, dan dibuatkanlah rumah diatas air ini tadi, nah orang-orang sini menyebut rumah diatas itu adalah lanting, sebut-disebut keseringan jadi dijukilah sebagai kampung Beting, itulah sedikit asal nama kampung Beting.

Pertanyaan      : 3) Apakah pekerjaan sehari-hari yang sering dilakukan oleh masyarakat kampung Beting pada umumnya?

Jawaban          : Banyak pekerjaan masyarakat kampung Beting ni, yang dominan sih sebagai tambang sampan, tapi ada juga yang bekerja sebagai PNS seperti saya, pedagang pasar seperti remaja wanita yang belum menikah biasa jadi SPG di pasar di mol dan lain-lain, bahkan ada yang pekerjaannya samar-samar tetapi menghasilkan pendapatan yang banyak, ya contohnya pengedar penyalur barang haram itu (narkoba). Untuk ibu-ibunya kebanyakan sebagai ibu rumah  tangga, jarang yang bekerja.

Pertanyaan      : 4) Bagaimana tingkat pendidikan di kampung Beting?
Jawaban          : Kalau dilihat beragam pendidikan di kampung Beting ini, ada yang S1, SMA SMP SD, bahkan ada yang tidak tamat SD, pendidikan disini sebenarnya rendah, karena mungkin pengaruh dari orang tua sepertinya, taulah kan orang tua dulu-dulu ndak seperti sekarang, yang hanya mementingkan pendapatan, yang penting bisa untuk makan. Untuk sekarang sih sudah mulai ada perkembangan anak-anak remaja sudah ada yang mau bersekolah sampai SMA bahkan ada yang berkuliah, Alhamdulillah lah, akibat dari pergaulan dari masyarakat luar yang lebih maju yang lebih baik. Namun untuk negatifnya ya, pendidikan oke transaksi juga oke disini ni.

Pertanyaan      : 5) Bagaimana menurut anda hubungan sosial antar masyarakat kampung Beting?

Jawaban          : Disini ya, kalau sisi kekeluargaan dan kekerabatannya sangat kuat, bisa dibilang solidaritasnya sangat tinggi di kampung Beting ini, untuk keluarga sendiri saja sangat erat jika keluarga mengalami masalah pasti cepat untuk membantunya, pokoknya baguslah, tapi dari sisi negatifnya juga bagus, misal ada keluarga yang rumahnya disergap aparat karena dugaan transaksi narkoba, keluarga yang lain juga membantu dengan cara mereka masing-masing, jadi begitu. Nah untuk masyarakatnya sendiri memang kuatlah sanngat erat.

Pertanyaan      : 6) bagaimana hubungan atau interaksi antar individu, antar kelompok dan antar masyarakat luar?
Jawaban          : berarti kita harus pilah dulu. Antar individu ya, kalau sorang-sorang sih biasa-biasa jak, kalau yang mereka kenal pastilah ditegurnya sapa baik baik, antar remaja orang tua baiklah pokoknya, tetapi untuk seseorang yang dilihatnya baru dipandangnya baru maka akan dilihat secara detail dan seperti dianggap orang asing bagi mereka seakan-akan dicurigailah, takut ada apa-apa gitu kan, jadi kalau memang orang baru seperti kalian ini, mau jalan-jalan kesini akan lebih baik dipandu atau ditemani oleh orang yang memang asli sini, jangan sendiri, bisa-bisa nyasar.
                        Kalau antar kelompok, dapat dibedakan sih, kelompok yang dijalan yang baik dan kelompok dijalan yang kurang baik, misalnya kelompok baik-baik seperti perkumpulan bapak-bapak pengurus mesjid, anak-anak remaja mesjid, sebenarnya sering diakan kegiatan-kegiatan di masjid Jami’ remajanya sering juga mengikuti, nah kalau kelompok-kelompok yang kurang baik ya kumpulan-kumpulan itu perjudian, transaksi adalah yang lain-lain juga, jadi kampung beting ini maksiat iye, ibadah juga iye.
                        Nah, kalau dengan masyarakat luar ini biasanya di identifikasi dulu, maksudnya di lihat dulu benar-benar bagaimana masyarakat luar tersebut, soalnya sangat riskan sekali mereka untuk mempercayai orang luar, pernah sekali ada sekumpulan mahasiswa yang dapat dari Bandung yaitu ITB untuk melakukan penelitian, awalnya mereka sangat terkejut melihat mahasiswa-mahasiswa tersebut, namun setelah di konfirmasi oleh tokoh masyarakat disini maka mereka mulai membaik dan mencoba menerima mahasiswa tersebut, namun masih dengan sikap bersiaga dan berjaga-jaga, begitu sifat dari orang kampung Beting ini.

Pertanyaan      : 7) Apakah ada suatu badan atau lembaga yang bertujuan untuk meningkatkan hubungan sosial yang lebih baik antar masyarakat kampung Beting?

Jawaban          : Ada, disini ada suatu lembaga dari masyarakat lah yaitu BAK namanya Badan Amil Kematian, jadi kami pengurusnya setiap bulannya setiap rumah untuk menyumbang yang telah ditetapkan dan kumpulkan untuk keperluan masyarakat disini juga, misalnya ada tetangga yang keluarganya meninggal dunia nah jadi kami menyumbang atau meringankan beban keluarga misalnya membelikan air minum bahkan untuk acara tahlil jadi disinilah letak solidaritas, kekeluargaan dan kekerabatan yang sangat kuat, tidak memandang dari sisi latar belakang pekerjaan mereka.

Pertanyaan      : 8) Dalam hubungan sosial masyarakat kampung Beting, bagaiamana kontak sosial yang dilakukan masyarakat khususnya individu serta kelompok?

Jawaban          : Kontak sosial disini secara langsung sangat baik diantara sesame individu tidak saling menjatuhkan hanya saja jika terjadi perselisihan sedikit, maka akan menjurus kearah emosi dan kadang karena hal sepele bisa berkelahi, ini karena pengaruh dari sikap sensitive dari individunya sendiri.
                        Kalau secara berkelompok biasa terbagi ada kelompok yang taat beribadah, ada yang kelompok “tidak beriman” magrib-magrib transaksi benda haram dan judi dan ada juga yang setengah-setengah, setengah taat setengah maksiat, jadi kalau kita simpulkan ini hubungan kontak sosial baik secara individu dan kelompok berbeda-beda tanggapan atau latar belakangnya namun kalau masalah kekeluargaan sangat erat solidaritasnya tinggi, tidak perduli individu apapun dan kelompok apapun.

Pertanyaan      : 9) Menurut anda bagaimana komunikasi yang terjalin di kampung Beting?

Jawaban          : Nah, kalau komunikasi saya kurang mengerti tetapi jika kita lihat dari kode-kode atau gerak-gerik biasanya digunakan oleh masyarakat disini untuk sebagai tanda jika ada situasi yang bagi masyarakat kampung ini siaga, misal jika ada penyergapan dari aparat maka salah satu diantara mereka membunyikan tiang listrik jadi dengan ada tanda bunyi tersebut warga yang lain akan berjaga-jaga juga agar tidak ketahuan. Kemudian untuk komunikasi-komunikasi lainnya mereka bisa memberikan tanda tertentu yang saya tidak diketahui.

Pertanyaan      : 10) Bagaimana peran dari tokoh masyarakat agama di kampong beting, baik hubungan sosial individu, kelompok dan masyarakat luar?

Jawaban          : Secara umum kami sudah melakukan yang terbaik untuk kampung ini, karena bagaimanapun disinilah sebagai wadah awal perkembangan Islam, jadi selalu berusaha dengan diadakannya berbagai kegiatan baik untuk orang tua, remaja dan ibu-ibu, untuk orang tua biasanya diadakan kegiatan berzanji setiap malam jum’at, untuk anak remaja ada kegiatan penyuluhan bekerja sama dengan BNN dan tadarusan setiap malam selasa, sedangkan untuk ibu-ibu ada kegaiatan Qasidahan, hal semacam inilah yang kami lakukan untuk masyarakat di kampung Beting ini, pelan tapi pasti sudah ada perbaikan dari masyarakat disini.

b.    Hasil Wawancara Bersama Masyarakat
Ada dua informan yang memberikan informasi mengenai Pola Interaksi masyarakat Kampung Beting melalui lama tinggal, pendidikan, pekerjaan kontak sosial dan komunikasi.  Informan pertama adalah Bapak MU (32 tahun) yaitu salah satu masyarakat yang telah berkeluarga. Wawancara dilakukkan pada hari kamis17 Oktober 2013 pukul 19.45 WIB. Berikut hasil wawancara yang penulis dapatkan dari  informan pertama tersebut:

Pertanyaan      : 1) Sudah berapa lama anda tinggal di kampung beting?

Jawaban          : Sebenarnya saya baru tinggal di sini, kurang lebih 10 tahuanan. Saya berasal dari Siantan khususnya didaerah dekat tugu. Saya mengukuti keluarga saya yang kebetulan sudah lama tinggal dikampung beting. Pada awalnya hanya ingin mengunjungi keluarga yang ada di sana, namun karena adanya dorongan dari keluarga yang kuat sehingga saya menetap di kampung ini. Kebetulan da rumah yang kosong di sekitar rumah keluarga yang ditinggal oleh penghuninya. Kebetulan juga rumah tersebut cukup untuk satu keluarga.

Pertanyaan      : 2) Bagaimana tingkat pendidikan dan pekerjaan anda sekarang?

Jawaban          : Tingkat pendidikan saya cukup tinggi, yakni sampe sekolah tingkat SMA, namun di dalam perjalannya saya tidak lulus sekolah karena kelakuan saya yang jarang masuk dan sering membuat kesalahan maupun keonaran di sekolah. Sebenarnya saya ingin meluluskan seolah sampai tingkat SMA namun karena kurangnya perhatian orang tua dan lingkungan tempat tinggal saya yang kurang baik seperti pergaulan bebas, merokok, minum-minuman keras bahkan ngobat (konsumsi narkoba). Sehinnga saya mudah terpengaruh dan sering terlibat dalam kegiatan-kegitan negatif tersebut. Pada awalnya hanya coba-coba, namun lama-kelamaan menjadi ketagihan dan ingin terus melakukannya. Sekarang umur saya sudah berkepala tiga saya mempunya istri dan 2 orang anak. Saya memiliki banyak pekerjaan seperti pernah jadi tukang parker di mall, jadi buruh, jadi tukang, namun semua pekerjaannya menurut saya kurang menghasilkan materi yang sedikit, sehingga saya sekrang menjadi seorang pengedar narkoba. Pada awalnya saya hanya sebagai pengguna. Namun karena ada ketergantungan dan ingin terus menggunakannya dan berbanding terbalik dengan pemasukan yang harus menanggung beban untuk sendiri dan keluarga. Dan pada akhirnya secara perlahan saya menjadi pengedar bagi pengguna lainnya yang ada disekitar beting dan di daerah sekitar beting. Pekerjaan ini sangat menjajikan dan menhasilkan materi yang cukup lumayan dan bahkan lebih dari pekerjaan lain. Semakin besar pendapatan ini juga terdapat resiko yang sangat besar yaitu hidup yang tidak tenang jika bepergian jauh atau sekedar keluar dari kampung beting disebabkan oleh pemburuan polisi terhadap pengedar itu sendiri. Harus selalu ekstra hati-hati jika ada pembeli baru atau pengguna baru dilingkungan beting yang langsung dibeli dari tangan saya.

Pertanyaan      : 3) Apakah ada kegiatan yang dilakukan masyarakat kampung beting khususnya para remaja?

Jawaban          : Kegiatan yang dilakukan remaja di lingkungan kampung beting lumaya banyak dari hal yang positif maupun yang negatif. Seperti halnya adanya pengajian maupun remaja mesjid dilingkungan masyarakat khususnya remaja. Terdapat organisasi keagamman maupun arisan setiap minggunya. Adanya gotong royong pada saat hari-hari besar keagamaan atau perayaan hari raya maupun jika ada salah seorang dari masyarakat kampung yang meninggal. Dari sekian kegiatan yang positif terdapat kegiatan yang negatif seperti pergaulan bebas, minum-minuman, merokok, adanya geng yang dibuat remaja maupun mengedar maupun pengguna narkoba itu sendiri. Kegiatan seperti ini bukan lagi kegiatan-kegiatan yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi bahkan seperti kegiatan yang biasa dilakukan bahkan mendapat dukungan atau pemberian rasa aman kepada penggua dan pengedar karena adanya kekompakan dari seluruh masyarakat pada umumnya. Bahkan jika ada penggerebekan terhadap salah satu rumah warga yang dianggap pengedar, tidak akan menemukan barang tersebut karena sudah diketahui dari warga yang berada disekitar dan bisa menghindar maupun menyembunyikannya kerumah warga yang lain.

Pertanyaan      : 4) Bagaimana kontak sosial masyarakat kampung beting khususnya yang terlibat sindikator narkoba?

Jawaban          : Kontak sosial yang terjadi didalam masyarakat kampung beting berjalan sama dengn masyarakat lain pada umumnya, terjadi kontak fisik maupun saling menjaga toleransi dan menghargai. Bahkan lebih erat karena sepenanggungan maupun seprofesi. Tingkat kualitas solidaritasnya lebih tinggi dan bahkan akan saling menutupi jika ada sesuatu hal seperti penggerebekan maupun salah seorang yang tertangkap pihak berwajib. Dan bahkan akan ada yang menebusnya. Adakalanya sindikator narkoba tersebut yang saya alami sendiri pada dasarnya dilakukan secara diam-diam ditempat atau rumah yang ditentukan karena takut adanya hal yang tidak diinginkan. Dan pada dasarnya dilakukan pada malam hari atau pada subuh.

Pertanyaan      : 5) Bagaimana komunikasi yang anda lakukan pada transaksi penjualan narkoba?

Jawaban          : Komunikasi yang dilakukan pada saat tentunya tidak sembarangan, harus ada rasa kepercayaan yang tinggi dan tidak adanya kecurigaan diantara masing-masing. Dilakukan di tempat yang sepia tau tempat yang telah direncanakan sebelumnya seperti rumah atau tempat yang sepi dan terdapat kesepakatan sebelumnya serta pembayaran secara lansung atau perantaa untuk mengurangi kecurigaan dari pihak luar.

Informan kedua adalah saudara AN (17 tahun). Wawancara dilakukkan pada hari kamis 17 Oktober 2013 pukul 20.10 WIB. Berikut hasil wawancara yang penulis dapatkan dari  informan kedua tersebut:

Pertanyaan      : 1) Sudah berapa lama anda tinggal di kampung beting ?

Jawaban          : saya dari kecil memang sudah tinggal di kampung beting karena saya lahir disini. Orang tua saya kebetulan memang berasal dari di kampung beting. Jadi secara otomatis saya mengikuti orang tua saya tinggal disini. Keluarga-keluarga saya juga banyak yang merupakan orang beting asli. Sesuai dengan umur saya berarti saya sudah 17 tahun tinggal di kampung beting. perkembangan di kampung beting semenjak saya lahir tidak banyak berubah, kebanyakan masyarakat disini bekerja sebagai pedagang.

Pertanyaan      : 2) Bagaimana dengan tingkat pendidikan anda dan pekerjaan anda sekarang ?

Jawaban          : tentang pendidikan saya hanya sampai kelas 5 SD saja. Karena saya berasal dari keluarga yang kurang mampu jadi orang tua saya hanya mampu menyekolahkan saya sampai kelas 5 SD karena keterbatasan biaya. Melihat kondisi kedua orang tua saya yang serba kekurangan membuat saya berkeinginan untuk mencari pekerjaan. Tetapi karena pendidikan saya yang sangat kurang mebuat saya sangat sulit untuk mendapatkan pekerjaan. Paling-paling hanya sebagai buruh kasar saja yang bisa saya lakukan, itupun terkadang upah yang diberikan sangat tidak sesuai dengan apa yang telah saya di kerjakan. Tetapi baru-baru ini saya telah mendapatkan pekerjaan sampingan yang keuntungannya sangat besar. Keuntungan tersebut bisa membuat saya bisa membeli barang barang seperti motor, HP, dan pakaian baru. Pekerjaan itu saya dapat pertama dari om saya yang menawarkan sesuatu, awalnya saya tidak tau barang itu apa, seperti obat-obatan. Om saya menyuruh saya mengantarkan barang tersebut ke temannya, setelah mengantarkan barang itu saya di kasi upah yang lumayan besar. Lama-kelamaan saya pun saya mengerti tentang barang itu dan saya terus melakukan pekerjaan tersebut sampai sekarang, tapi saya hanya sebagai penyalur saja dan tidak pernah sebagai pemakai. Dari pekerjaan itu kehidupan saya sekarang berkecukupan karena untungnya lumayan.

Pertanyaan      : 3) Apakah ada kegiatan yang dilakukan masyarakat kampung beting khususnya bagi para remaja ?

Jawaban          : kalo kegiatan yang biasa dilakukan salah satunya adalah remaja mesjid, misalnya ada hari-hari besar keagaman biasa remaja-remaja mesjid mulai turut meramaikan perayaan hari tersebut, remaja-remaja mulai berkumpul untuk merencanakan suatu kegiatan-kegiatan yang akan mereka lakukan contohnya saja tadarusan bersama. Saya pun biasanya juga mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh para remaja mesjid. Suatu hal yang membuat saya suka mengikuti kegiatan remaja mesjid tersebut karena rasa solidaritasnya sangat kuat antara remaja yang satu dengan remaja yang lain. Salah satu kegiatan yang juga biasanya dilakukan remaja kampong beting yaitu penyuluhan yang dilakukan oleh polisi. Akhir-akhir ini banyak sekali penyuluhan-penyuluhan tentang narkoba yang diadakan oleh polisi yang ditujukan kepada para remaja. Saya juga sudah beberapa kali mengikuti penyuluhan tersebut dan teman-teman saya juga banyak yang mengikuti penyuluhan tersebut.

Pertanyaan      : 4) Bagaimana kontak sosial masyarakat kampung beting khususnya yang terlibat sindikat narkoba ?

Jawaban          : kalau hubungan mereka yang sesama terlibat sindikat narkoba baik-baik saja, malahan hubungan antar sesama mereka sangat erat dikarenakan mereka saling bertukar informasi tentang barang tersebut. Ketika mereka bertemu pasti mereka membicarakan tentang jual beli barang tersebut, tetapi kalo transaksinya mereka biasanya di tempat yang aman dari sepengetahuan orang. Saya biasanya sebagai penyalur barang tersebut juga akrab kepada sindikat-sindikat narkoba langganan om  saya. Mereka-mereka yang merupakan sindikat narkoba juga mempunyai hubungan yang baik dengan masyarakat sekitar, bahkan ada masyarakat yang tau tentang pekerjaan apa yang kami lakukan, tetapi mereka terkadang cuek saja. Kebanyakan langganan om saya biasanya para remaja. Jadi saya bisa menyalurkannya dengan sangat mudah karena mereka banya yang sebaya dengan saya jadi memudahkan dalam berkomunikasi. Hubungan saya pun dengan remaja-remaja kampong beting juga cukup baik karena kami juga saling melakukan kegiatan bersama seperti yang saya katakan sebelumnya seperti kegiatan remaja mesjid. Masyarakat kampung beting mempunyai hubungan solidaritas yang sangat baik terumatama para sindikat narkoba, hal itu dapat terlibat dalam hal saling melindungi satu sama lain dari pengebrekan yang sering di lakukan oleh polisi.


Pertanyaan      : 5) Bagaimana komunikasi yang anda lakukan pada saat transaksi penjualan narkoba ?
Jawaban          : komunikasi yang saya lakukan pada saat transaksi penjualan barang tersebut saya laukan dengan hati-hati dengan melihat daerah sekitar atau pun membuat janji dengan sang pembeli untuk bertemu di suatu tempat yag telah di tentukan agar pada saat transaksi dapat berjalan dengan aman dan tidak di ketahui atau ketahuan dengan pihak atau orang lain terutama krpolisian. Dan transaksi yang saya lakukan juga tergolong cepat, karena jika transaksi dilakukan dengan cepat dapat mengurangi tingkat kecurigaan orang lain apabila kami sedang melakukan transaksi barang tersebut. Karena jika kami melakukan transaksi dengan waktu yang lama atau bertele-tele tingkat kecurigaan orang lain kepada kami akan semakin kuat dan bisa jadi juga kami bisa diketahui oleh orang lain apabila kami sedang transaksi barang tersebut dan al terburuk kami pun bisa langsung di gerebek oleh warga ataupun pihak kepolisisan apabila terjadi kebocoran atau kecurigaan orag lain terhadap transaksi yang kai lakukan. Dan pembayaran pada transaks pun dilakukan ditempat yang sama, karena kami selalu membicarakan kepada “konsumen” bahwa ada uang ada barang.


B.       Pembahasan

1.    Hubungan sosial atau interaksi masyarakat Kampung Beting

a.    Antara Individu dengan individu
Dari data observasi dan hasil wawancara kepada narasumber maka telah didapat setiap individu memiliki sifat yang berbeda, namun hubungannya sangat baik, mulai dari kekeluargaan yang erat dan solidaritas yang tinggi dari sisi positif maupun negatif. Dari sisi positifnya dapat kita lihat tidak memandang latar belakang dari pekerjaannya baik yang halal maupun yang tidak halal, silahturahmi tetap berjalan. Dari sisi negatifnya jika terjadi penggerebekan oleh aparat kepolisian, mereka saling membantu untuk menghindar dari kejadian tersebut.

b.    Antara Individu/perseorangan dengan kelompok
Dilihat dari hasil wawancara bahwa setiap orang di kampung beting memiliki ikatan yang kuat untuk berinteraksi berhubungan baik sesama individu maupun masyarakat atau kelompok, kelompok yang sering dilakukan adalah perkumpulan keagamaan yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan umum tentang agama, sebab seperti yang kita ketahui kampung Beting telah dicap sebagai daerah yang rawan akan terjadi transaksi narkoba. Dari informan yang bekerja sebagai penyalur dan pengedar narkoba, bahwa kegiatan yang dilakukan adalah hal yang benar mereka juga biasa mengikuti kegiatan keagamaan tersebut tetapi pekerjaan sebagai pengedar dan penyalur narkoba tetap dilakukan hanya sebagai simbolik saja. Kelompok masyarakat yang taat beribadah dan masyarakat yang jarang tidak berpengaruh untuk tetap solid dalam hubungan sosial apapun.

c.       Masyarakat Kampung Beting dengan masyarakat luar.
Dari hasil wawancara dengan tokoh masyarakat bahwa secara umum masyarakat kampung Beting terbuka, namun karena pengaruh dari beberapa warga yang bekerja di kegiatan transaksi narkoba berubah menjadi bersifat tertutup terhadap masyarakat luar. Jadi jika ada masyarakat luar yang mau masuk ke kampung Beting akan dilihat secara detail dan harus bersama orang dalam dari warga kampung Beting tersebut sebab kalau tidka akan di intai sampai manapun, atau jika akan pergi sendiri maka kita biasanya akan tersesat.

2.    Pendidikan dan pekerjaan
Dari hasil wawancara ketiga informan bahwa tingkat pendidikan di kampung Beting rata masih rendah kebanyakan ada yang tamatan SMP dan SD bahkan ada yang tidak tamat SD, hal ini menunjukkan bahwa pendidikan di Kampung Beting masih rendah, jika dilihat mereka masih berfikir untuk bekerja karena menghasillkan uang, salah satunya mendapatkan penghasilkan yang cepat dengan bertransaksi narkoba baik pengedar penyalur dan lain-lain, namun ada juga yang bekerja sebagai SPG, tambang sampan.

3.    Kontak sosial masyarakat kampung Beting
Berdasarkan kontak sosial yang terjadi di kampung Beting adalah saling memahami dan menghargai setiap pekerjaan yang ada tidak pandang bulu pekerjaan apa saja yang penting dapat menghasilkan dan makmur, baik secara individu dan masyarakat terjalin kuat silahturahmi dan kekeluargaannya. Hal ini ditunjukkan dengan adanya lembaga yang mengupayakan untuk bersama-sama, namun transaksi narkoba tetap dilakukan hal ini diungkapkan oleh kedua informan yang sama-sama bekerja sebagai kurir narkoba, penyalur dan pengedar, mereka melakukannya karena dengan capat mendapatkan uang yang banyak. Hubungan antara mereka sangat baik tidak saling menjelekkan keakraban yang sangat baik.

4.    Komunikasi masyarakat Kampung Beting
Komunikasi mereka lakukan untuk kegiatan pekerjaan yang sebagai pengedar serta penyalur narkoba yang sering dilakukan adalah untuk member kode atau trik-trik tertentu agar pada saat kegiatan tersebut tidak ketahuan dan dilakukan secepatnya mungkin, agar tidak ada kecurigaan dari lingkungan sekitarnya. Itulah komunikasi yang dilakukan jika dilihat dari negaatifnya masyarakat kampung Beting.

PENUTUP
A.    Simpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dijelaskan maka dapat disimpulkan antara lain sebagai berikut:
1.         Hubungan sosial dan interaksi masyarakat kampung beting memiliki kekerabatan yang kuat dan solidaritas tinggi.
2.         Tingkat pendidikan masih rendah dan pekerjaannya rata-rata tidak tetap tetapi menghasilnya pendapatan yang banyak, yaitu bertransaksi narkoba.
3.         Kontak sosial yang terjadi pada masyarakat kampung Beting yaitu saling memahami dan menghargai satu sam lainnya, baik dari sisi manapun.
4.         Komunikasi dilakukan oleh masyarakat kampung beting adalah untuk melakukan transaksi dan memberikan kode-kode yang dilakukan untuk transaksi narkoba tersebut.

B.       Saran
Pemerintah dalam hal ini lebih memerhatikan wilayah-wilayah yang bersangkutan sebab disana masih ada potensi-potensi yang dulu berfungsi dengan baik, sikap kekeluargaan yang kuat menjadikan contoh bagi masyarakat lainnya, namun dengan masuknya transaksi-transaksi yang terjadi, menyebabkan dearah tersebut masih dianggap jelek, pemerintah harus bekerja sama dengan aparat kepolisian untuk memberantasnya.


DAFTAR PUSTAKA


Anwar, Yesmil dan Adang. (2013). Sosiologi Untuk Universitas. Bandung:
Refika Aditama

Arikunto, Suharsimi. (2000)Manajemen PenelitianJakartaRineka Cipta.

Baswori. (2005). Pengantar Sosiologi. (Cetakan ke-1). Bogor: Ghalia Indonesia

Burhan Bungin. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Surabaya: PT. Rajagrafindo Persada

FKIP UNTAN. 2007. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Pontianak: Edukasi     Press FKIP UNTAN

Hadari Nawawi. (2007). Metode Penelitian Bidang Sosial.(Cetakan ke-11). Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Idianto Muin. (2013). Sosiologi. Jakarta: Erlangga

Maryati, Kun dan Suryawati. (2007). Sosiologi Untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Gelora Aksara Pratama

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. (cetakan ke-13). Bandung: Alfabeta

Suprayogo, Imam dan Tobroni. (2001). Metodologi Penelitian Sosial-Agama. Bandung: Remaja Rosdakarya. (Online). (http://zenapinkers08.wordpress.com/proposal-penelitian-kualitatif/, diakses 9 Oktober 2013).

Soejono Soekanto. (2004). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pres.


______________. (2010). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Rajawali Pers.


______________. (2012). Sosiologi Suatu Pengantar. (Cetakan ke-44). Jakarta: PT Raja Grafindo
 Persada.


Penulis (Iwan, Yoga, Andika, Muhlis, Legi)
Mahasiswa S2 Program Studi Pendidikan Sosiologi
FKIP UNTAN

dikutip dari

http://ramadhaniwan.blogspot.co.id/2016/06/pola-interaksi-masyarakat-kampung.html

Comments

Popular posts from this blog

GBHO DAN GBHK HIMSOS FKIP UNTAN

ARTI LOGO HIMSOS

STRUKTUR KEPENGURUSAN HIMSOS FKIP UNTAN PERIODE 2016/2017