ANALISIS
FENOMENA SOSIAL KOPI “MAUT” MIRNA VERSI JESSICA DIKAJI MELALUI PRESFEKTIF TEORI
SOSIOLOGI SLASIK
Penulis : Iwan Ramadhan
Mahasiswa S2 Program Studi Pendidikan Sosiologi
FKIP UNTAN
Teori Positif
Positif adalah zaman ketika orang
tahu bahwa tiada gunanya untuk berusaha mencapai pengenalan atau pengetahuan
yang mutlak, baik pengenalan teologis, maupun pengenalan metafisis. Ia tidak
lagi mau melacak hakekat yang sejati dari segala sesuatu yang berada di
belakang segala sesuatu. Sekarang orang berusaha menemukan hukum-hukum kesamaan
dan urutan yang terdapat pada fakta-fakta yang telah dikenal atau disajikan
padanya, yaitu dengan pengamatan dan dengan memakai akalnya. Pada masa ini
pengertian “menerangkan” berarti: fakta-fakta yang khusus dihubungkan dengan
dengan suatu fakta yang umum. Tujuan tertinggi dari zaman ini akan tercapai
bilamana segala gejala telah dapat disusun dan diatur di bawah satu fakta yang
umum saja.
Analisis
Pada kasus Jessica dan Mirna, sebuah
keyakinan akan selalu dibuat tidak ada gunanya dan untuk apa sebuah kehidupan
jika tidak ada gunanya, hal ini berkaitan dengan teori dari Comte yaitu
positif, semua harus tujuan dan manfaat dari apa yang telah dikerjakan,
kronolofi kopi maut disini sudah jelas ada tujuan dan manfaat dari kasus ini,
meskipun belum diketahui secara detail apa akar permasalahannya tentu kita
dapat menduga-duga bahwa Jessica punya tujuan yang tidak baik, dengan demikian
teori positif ini tidak dipakai dengan secara nyata oleh setiap orang termasuk
diri kita sendiri.
Teori Gabriel Tarde (1843-1904),
Peniruan atau imitasi seperti ini
merujuk pula pada teori imitasi oleh sosiolog asal Perancis, Gabriel Tarde
(1843-1904). ”Society is imitation. Masyarakat selalu dalam proses meniru.
Ketika orang tiap hari dicekoki nilai-nilai keras, kasar, masyarakat pada
akhirnya meniru. Oleh karena itu, hal ini mempunyai dampak yang negatif
mengingat Media massa yang menampilkan kejahatan mutilasi cenderung kian
menginspirasi orang dalam melakukan kejahatan. Pelaku kriminalitas cenderung
meniru praktik kejahatan lainnya melalui media massa. Indikasinya adalah
munculnya gejala kemiripan kasus-kasus kriminalitas. Ini membuktikan bahwa
media massa menjadi alat pembelajaran bagi pelaku dalam mengemas perbuatan
kriminal. Dampak mekanisme peniruan atau imitasi ini dapat terjadi baik secara
langsung (direct effect) maupun tertunda (delayed effect).
Analisis
Dalam hal ini siapapun pasti pernah
melakukan hal yang seperti ini, namun kita lihat dulu jangkauannya seperti apa
banyak orang melakukan peniruan dengan hal yang negative, untuk memperoleh
hasil yang diinginkan dengan berbagai cara, seperti halnya kasus Mirna ini,
menurut saya kasus yang menjadikan Jessica sebagai tersangka ialah merupakan hal
peniruan atau melihat film-film yang sering ditayangkan didunia perfilman yaitu
membunuh dengan cara halus dan terencana dengan memberikan racun sianida untuk
membunuh rekannya sendiri, tentu Jessica punya alas an tersendiri mengenai ini,
yang belum kita temukan pasti apakah yang menyebabkan Jessica tega melakukan
hal demikian.
Menurut Weber teori Tindakan Sosial
Beliau menganggap sosiologi adalah
suatu ilmu yang berusaha memahami tindakan-tindakan sosial dengan
menguraikannya dengan menerangkan sebab-sebab tindakan tersebut. Weber
memisahkan empat tindakan sosial di dalam sosiologinya, yaitu apa yang
disebutnya dengan: a) Rasional instrumental (zweck rational) yakni tindakan
sosial yang menyandarkan diri pada pertimbangan-pertimbangan manusia yang rasional
ketika menanggapi lingkungan eksternalnya. b) Rasional berorientasi nilai (wert
rational) yakni suatu tindakan sosial yang menyandarkan diri pada suatu
nilai-nilai absolut tertentu. c) Afektif/ affectual: yaitu suatu tindakan
sosial yang timbul karena dorongan atau motivasi yang sifatnya emosional. d)
Tradisional yaitu tindakan yang didorong dan berorientasi kepada tradisi masa
lampau.
Analisis
Menurut saya kasus Jessica ini
termasuk dalam tindakan sosial Afektif, yaitu suatu tindakan sosial yang timbul
karena dorongan atau motivasi yang sifatnya emosional, mengapa dikatakan
demikian, karena menurut pandangan saya, pelakuk Jessica mempunyai niat atau
motivasi setelah melakukan rencana pemakaian racun pada kopi yang diberikan
kepada Mirna, punya emosional yang berlebihan mungkin karena dendam ataupun hal
yang menyangkut masalah pribadi dan orang banyak, semuanya memang masih dalam
tahap yang dipelajari oleh pihak berwajib, jadi teori tindakan sosial saya
masukkan juga dalam kasus Jessica dan Mirna ini.
Teori Karl Marx
Sifat dasar manusia
Marx membangun analisis kritisnya
terhadap kontradiksi kontradiksi masyarakat kapitalis berdasarkan premis
premisnya tentang sifat dasar manusia, hubungan dengan pekerja, dan potensinya
bagi alienasi (pengasingan) di bawah kapitalisme. Dia percaya bahwa ada
kontradiksi nyata antara sifat dasar kita dan cara kita bekerja dalam
masyarakat kapitalis. Bagi marx, konsepsi tentang sifat dasar manusia yang
tidak memperhitungkan factor factor sosial dan sejarah adalah salah, akan tetapi
melibatkan faktor faktor itu juga tidak sama dengan tidak menggunakan konsepsi
tentang sifat dasar manusia sama sekali. Malahan factor factor itu hanya
memperumit dan memperdalam konsepsi tersebut. Bagi marx, ada suatu sifat dasar
manusia pada umumnya, akan tetapi yang penting adalah cara sifat tersebut
“dimodifikasi pada masing masing tahapan sejarah” ketika berbicara tentang
sifat dasar umum kita marx sering menggunakan istilah species being, yang
dimaksud dalam istilah tersebut adalah potensi potensi atau kekuatan kekuatan
yang unik yang membedakan kita dengan mahkluk lain.
Analisis
Istilah sifat dasar manusia yang sesuai dengan
kasus di atas, menunjukkan bahwa sifat dasar manusia memiliki perbedaan dari
setiap sifatnya, ada yang bersifat baik di depan nanum dibelakang bersikap
tidak baik, atau bahkan sebaiknya, hal inilah dapat dilihat dari sifat Jessica,
kenapa, karena dia berpura-pura baik didepan teman-temannya termasuk mirna,
nanum kita ketahui bersama teman atau yang dianggap saudaranya sendiri
dibunuhnya dengan cara yang halus dan benar-benar tidak disangka-sangka, inilah
sifat dasar manusia yang tidak akan pernah kita ketahui dalam hatinya.
Comments
Post a Comment